erek erek babi beranak

erek erek babi beranak,prediksi sydney jumat,erek erek babi beranak

Jakarta, CNBC Indonesia- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat adanya tren kenaikan tabungan nominal di atas Rp5 miliar yang sebagian besar dimiliki korporasi. Ini terjadi di kala Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mengungkapkan sebanyak 53.000 tenaga kerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Mengenai kondisi tersebut, Ketua Dewan Komisioner (DK) LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan korporasi masih memiliki likuiditas yang kuat, yang seharusnya dapat menjaga stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya PHK besar-besaran.

Baca:
Breaking: LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan di 4,25%

"Korporasi kita mendominasi tingkat dana pihak ketiga, terutama di giro, dan simpanan mereka tumbuh dengan cukup cepat," kata Purbaya di Konferensi Pers Penetapan Tingkat Bunga Penjaminan (TBP), Senin (30/9/2024).

Ia memaparkan tabungan tiering di atas Rp5 miliar tumbuh 9% per bulan Agustus 2024.

"Sedikit melambat dibandingkan Juli, namun masih lebih cepat dibandingkan tahun lalu," pungkas Purbaya.

Ia mengatakan pertumbuhan tabungan korporasi tersebut tetap signifikan, dan menunjukkan bahwa ekonomi korporasi masih stabil.

Sementara itu, Purbaya menyebut tabungan tiering di bawah Rp2 miliar juga bertumbuh 4,95% pada bulan Agustus 2024, naik dari bulan sebelumnya dan setahun sebelumnya. Ini menunjukkan adanya perbaikan ekonomi secara perlahan di kelas bawah bawah.

Purbaya kemudian mengatakan bahwa kenaikan jumlah PHK yang terjadi di beberapa sektor tidak serta merta mencerminkan situasi ekonomi yang buruk secara keseluruhan.

"Walaupun ada laporan PHK, kita juga harus melihat berapa banyak perusahaan yang melakukan perekrutan. Jika dilihat secara bersih, mungkin tingkat pengangguran sebenarnya tidak mengalami kenaikan signifikan," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua DK LPS Lana Soelistianingsih mengatakan, salah satu penyebab utama kenaikan PHK adalah peningkatan penggunaan teknologi yang mengarah pada efisiensi dalam proses bisnis.

"Dengan proses bisnis yang berbasis teknologi, perusahaan mulai melihat produktivitas dan melakukan penyesuaian," kata dia.

Dengan teknologi, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, yang kemudian dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja di sektor-sektor tertentu.

Lana juga menyinggung faktor dari perubahan pola konsumsi masyarakat terhadap efisiensi perusahaan. Seperti bagaimana masyarakat saat ini cenderung suka membeli barang-barang baru, seperti ponsel, hingga melakukan kegiatan leisure, seperti ngopi di cafe.

"Perubahan dari konsumsi rumah tangga ini terlihat jelas, dan perusahaan harus melakukan penyesuaian terhadap pola konsumsi yang baru ini," ucap Lana.


(fsd/fsd) Saksikan video di bawah ini:

Video; Nasabah Makin Rajin Nabung Dolar, Apa Efeknya ke Perbankan ?

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Jangan Khawatir, 99,94% Rekening di Bank Dijamin LPS per Maret 2024

Previous article:erek bus

Next article:mimpi pengemis togel