syair sulinkemas

syair sulinkemas,hartap73 hk minggu,syair sulinkemasJakarta, CNN Indonesia--

Sekelompok ilmuwan baru-baru ini berhasil mengungkap asal-usul asteroidyang memusnahkan dinosaurus66 juta tahun yang lalu. Simak penjelasannya.

Hal tersebut tercantum dalam sebuah penelitian yang terbit dalam jurnal Science, Kamis (15/8). Para ahli menggunakan teknik inovatif untuk menunjukkan bahwa penyebab 'kiamat' yang menghantam permukaan Bumi 66 juta tahun lalu dan menyebabkan kepunahan massal, terbentuk di luar orbit Planet Jupiter.

Para ahli juga membantah gagasan bahwa benda langit itu adalah sebuah komet, melainkan asteroid.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mario mengatakan kesimpulan ini sangat penting, mengingat betapa jarangnya asteroid jenis ini bertabrakan dengan Bumi. Ia menambahkan informasi ini mungkin bisa berguna untuk menilai ancaman di masa depan, atau menentukan bagaimana air bisa sampai di planet ini.

Temuan baru ini didasarkan analisis sampel sedimen yang terbentuk pada periode antara era Kapur dan Paleogen, yaitu saat terjadinya tumbukan dahsyat asteroid.

Para peneliti mengukur isotop unsur rutenium, unsur yang tidak biasa ditemukan di asteroid tapi sangat langka di Bumi. Jadi, dengan memeriksa endapan di berbagai lapisan geologi yang menandai puing-puing dari tumbukan di Chicxulub, mereka bisa memastikan bahwa ruthenium yang diteliti berasal "100 persen dari asteroid ini."

"Laboratorium kami di Cologne merupakan salah satu laboratorium langka yang bisa melakukan pengukuran ini," kata Mario.

Lihat Juga :
Misteri Asal-usul Asteroid yang Ditabrak Pesawat Antariksa Terbongkar

Mario mengatakan hal ini merupakan pertama kalinya teknik studi semacam ini digunakan pada lapisan puing-puing tumbukan.

Isotop ruthenium dapat digunakan untuk membedakan dua kelompok utama asteroid: Asteroid tipe-C, atau karbon, yang terbentuk di tata surya bagian luar, dan asteroid silikat tipe-S dari tata surya bagian dalam, yang berada lebih dekat dengan Matahari.

Penelitian ini menegaskan asteroid yang memicu gempa bumi besar, menyebabkan musim dingin global dan memusnahkan dinosaurus serta sebagian besar kehidupan lainnya, adalah asteroid tipe C yang terbentuk di luar Jupiter.

Studi dari dua dekade lalu telah membuat asumsi seperti itu, tapi dengan kepastian yang jauh lebih rendah.

Mario mengatakan bahwa kesimpulan studi itu sangat mengejutkan, karena sebagian besar meteorit, pecahan asteroid yang jatuh ke Bumi, adalah tipe S.

"Kami tidak bisa benar-benar yakin di mana asteroid itu bersembunyi sebelum menabrak Bumi," jelas Mario, seraya menambahkan bahwa setelah terbentuk, asteroid itu mungkin singgah di sabuk asteroid, yang terletak di antara Mars dan Jupiter, tempat sebagian besar meteorit berasal.

Bukan komet

Studi ini juga menepis gagasan yang menyebutkan objek langit yang jatuh ke Bumi saat itu dan memusnahkan dinosaurus itu adalah komet. Hipotesis semacam itu diajukan dalam studi yang banyak dipublikasikan pada tahun 2021, berdasarkan simulasi statistik.

Analisis sampel sekarang menunjukkan objek langit itu jauh berbeda dalam komposisi dari sebagian meteorit yang diyakini sebagai komet di masa lalu. Oleh karena itu, menurut Mario "tidak mungkin" penabrak yang dimaksud adalah sebuah komet.

Mengenai kegunaan yang lebih luas dari temuannya, ahli geokimia ini menawarkan dua saran.

Dia percaya mendefinisikan sifat asteroid yang menabrak Bumi secara lebih akurat sejak awal pembentukannya sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu dapat membantu memecahkan teka-teki asal usul air di planet kita.

Lihat Juga :
Asal Mula Penyebaran Anggur Terungkap, Gara-gara Nasib Dinosaurus

Para ilmuwan meyakini air mungkin dibawa ke Bumi oleh asteroid, kemungkinan besar tipe C seperti yang menabrak Bumi 66 juta tahun lalu, meskipun frekuensi asteroid ini lebih jarang.

Mario mengungkap mempelajari asteroid masa lalu juga memungkinkan manusia untuk mempersiapkan diri menghadapi masa depan.

"Jika kita menemukan bahwa peristiwa kepunahan massal sebelumnya juga terkait dengan dampak asteroid tipe-C, maka, jika ada asteroid tipe-C yang melintasi orbit Bumi, kita harus sangat berhati-hati, karena mungkin itu adalah yang terakhir yang kita saksikan," pungkasnya.

(tim/dmi)

Previous article:5unsur2 login

Next article:nomor togel ambulan