miawslot

  • 2024-10-08 06:04:41 Source:miawslot

    Browse(176)

miawslot,daun berlangkas,miawslot

Banten, CNBC Indonesia-Data tim ekonom Bank Mandiri menunjukkan kondisi makan tabungan atau 'mantab' yang dialami oleh kelas menengah semakin parah pada pertengahan tahun 2024. Makan tabungan adalah istilah ketika masyarakat menggunakan tabungannya untuk kebutuhan sehari-hari.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan pada awal tahun 2024, kondisi tabungan nasabah kelas menengah (middle) masih berada di level 99. Namun, tingkat tabungan itu terus turun hingga menyentuh level 94,8 pada Juli 2024.

Baca:
Ditjen Pajak Beberkan Kontribusi Kelas Menengah ke Setoran Negara

Kondisi tabungan di tahun 2024 juga lebih parah dibandingkan pada 2023. Pada tahun lalu, tingkat tabungan kelompok kelas menengah masih di atas 100.

"Untuk yang middle itu awalnya relatif stabil di 99-an, tapi sejak awal tahun sudah mulai turun," kata Andry dalam diskusi dengan media di Anyer, Serang, Banten, dikutip Jumat, (27/9/2024).

Sebagai informasi, data yang dipaparkan Andry berasal dari Mandiri Spending Index (MSI) dan data tabungan nasabah Bank Mandiri. Istilah yang disebut Andry sebagai kelompok middle adalah mereka yang bekerja di sektor formal seperti pegawai tetap.

Pilihan Redaksi
  • Warga Kelas Menengah yang Ingin Tajir, Cek 5 Pesan Warren Buffett
  • Manusia Rp 1.600 T Ramal Masa Depan Kelas Menengah
  • Mau Ekonomi RI Tumbuh Tinggi? Ekonom Syaratkan Reformasi Perpajakan
  • Terungkap! Sumbangan Pajak Kelas Menengah Hanya 1%
  • Daftar IPL Apartemen di Jakarta, Ada yang Tembus Rp 10 Juta per Bulan
  • Aset BTN (BBTN) Melesat 26,13% Dalam 5 Tahun Terakhir

Andry menyebut kondisi mantab yang dialami oleh kelas menengah ini berbeda dengan kondisi kelas bawah dan atas. Kondisi tabungan kelas bawah justru mengalami peningkatan sejak awal tahun 2024 dari 40-an, menjadi 47,9 poin di pertengahan tahun.

Andry menyebut kenaikan tabungan golongan terbawah ini terjadi karena banyaknya bantuan sosial di awal tahun 2024. "Jadi bansos memang ada pengaruhnya, mereka rebound."

Andry melanjutkan kondisi kelas teratas lebih beruntung lagi.Jumlah tabungan mereka meningkat pesat sejak awal tahun 2024 dari level di bawah 100 menjadi 106,2 pada Juli 2024.

Dia mengatakan kelas middle-upper inilah yang masih memiliki daya beli kuat. Andry mengatakan kondisi tabungan kelompok inilah yang memunculkanfenomena konser-konser tetap ramai kendati masyarakat sedang tertekan daya belinya.

"Yang middle-upper ini saving-nya loncat! Jadi ini yang menjelaskan kenapa daya beli melemah, tapi setiap konser ticket war-nya gila-gilaan," kata dia.

Kepala Ekonomi Bank Permata Josua Pardede mengatakan fenomena makan tabungan terjadi ketika peningkatan belanja lebih cepat ketimbang pendapatan seseorang. Solusi untuk mengatasi ini, kata dia, adalah mengerem tingkat belanja atau menaikkan tingkat pendapatan masyarakat.

Mengerem tingkat belanja dapat dilakukan dengan cara pemerintah menjaga inflasi harga, terutama pangan. Pelayanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan, kata dia, juga perlu dipastikan dapat dijangkau oleh masyarakat.

Secara bersamaan dengan menjaga harga, Josua meminta pemerintah untuk meningkatkan jumlah lapangan kerja di sektor formal."Karena kalau terlalu banyak sektor informal yang paruh waktu, gajinya tidak akan lebih tinggi dibandingkan sektor formal," kata dia.


(rsa/mij) Saksikan video di bawah ini:

Video: Daya Beli Lesu, Pengusaha Minta Tak Ada Aturan "Tidak Tepat"

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Situasi RI Terbaru: Kelas Atas Aman, Menengah-Bawah Menderita

Previous article:best spinner indonesia gratis

Next article:erek erek 71 2d