merahslot

  • 2024-10-09 23:10:53 Source:merahslot

    Browse(63)

merahslot,biyangtogel,merahslotJakarta, CNN Indonesia--

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono kembali buka suara soal pernyataan mengenai gempa di dua segmen megathrust RI tinggal menunggu waktu. Menurut dia pernyataan itu bukan bentuk peringatan dini.

"Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust saat ini bukanlah bentuk peringatan dini (warning) yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar. Tidak demikian," kata Daryono, mengutip laman resmi BMKG, Kamis (22/8).

Dua segmen megathrust yang dimaksud adalah Zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai Siberut. Menurut Daryono pernyataan dia sebelumnya adalah untuk mengingat kembali bahwa dua megathrust ini masuk dalam zona seismic gap, yakni zona sumber gempa potensial tapi belum terjadi gempa besar dalam masa puluhan hingga ratusan tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daryono sebelumnya merilis pernyataan ke publik soal dua segmen megathrust ini usai gempa Jepang beberapa waktu lalu yang bersumber dari Megathrust Nankai. Namun demikian, ia menegaskan bahwa dua Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut tidak berkaitan langsung dengan peristiwa gempa Jepang.

"Menariknya, gempa yang memicu tsunami kecil pada 8 Agustus 2024 beberapa hari lalu mampu menciptakan kekhawatiran bagi para ilmuwan, pejabat negara dan publik di Jepang akan potensi terjadinya gempa dahsyat di Megathrust Nankai," jelas Daryono.

"Peristiwa semacam ini menjadi momen yang tepat untuk mengingatkan kita di Indonesia akan potensi gempa di zona seismic gap Selat Sunda dan Mentawai-Siberut," imbuhnya.

Daryono mengungkap, berdasarkan catatan sejarah, gempa besar terakhir di Tunjaman Nankai terjadi pada 1946 (usia seismic gap 78 tahun), sedangkan gempa besar terakhir di Selat Sunda terjadi pada 1757 (usia seismic gap 267 tahun) dan gempa besar terakhir di Mentawai-Siberut terjadi pada 1797 (usia seismic gap 227 tahun).

Lihat Juga :
BMKG Buka-bukaan Soal Motif Sebut Megathrust Tinggal Tunggu Waktu

Artinya, kedua seismic gap di dua segmen megathrust tersebut periodisitasnya jauh lebih lama dibanding seismic gap Nankai, sehingga menurut Daryono, "mestinya kita jauh lebih serius dalam menyiapkan upaya-upaya mitigasinya".

Terkait pernyataan gempa di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut "tinggal menunggu waktu", menurutnya hal ini dikarenakan kedua wilayah tersebut sudah ratusan tauhn belum terjadi gempa besar, tapi bukan berarti segera akan terjadi gempa dalam waktu dekat.

"Dikatakan "tinggal menunggu waktu" disebabkan karena segmen-segmen sumber gempa di sekitarnya sudah rilis gempa besar semua, sementara Selat Sunda dan Mentawai-Siberut hingga saat ini belum terjadi," jelasnya.

Terkait kapan gempa tersebut bakal terjadi, ia menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada pakar hingga teknologi yang mampu dengan tepat memprediksi kapan, lokasi, dan kekuatan gempa.

"Sehingga kita semua juga tidak tahu kapan gempa akan terjadi, sekalipun tahu potensinya," tutur dia.

Ia juga memastikan informasi potensi gempa megathrust yang berkembang saat ini bukan sebuah prediksi atau peringatan dini, sehingga jangan dimaknai secara keliru, seolah-olah akan terjadi dalam waktu dekat.

"Untuk itu, kepada masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas normal seperti biasa," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(tim/dmi)

Previous article:vioslot 4d

Next article:watogel