statistik martin ødegaard

statistik martin ødegaard,kanca4d,statistik martin ødegaardJakarta, CNN Indonesia--

Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5).

Sebagai kepala negara, Raisi kerap dicintai oleh rakyatnya dan memiliki kekuatan politik eksekutif untuk mengelola Iran.

Lihat Juga :
Dugaan Awal Penyebab Turbulensi Singapore Airlines Tewaskan 1 Orang

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir dari studi yang ditulis International Institute for Iranian Studies bertajuk "The Relationship Between the Supreme Leadership and Presidency and Its Impact on Political System in Iran," menyatakan bahwa terdapat pembagian status yang jelas antara Presiden dan Pemimpin Tertinggi.

Hubungan status antara dua sosok penting di Iran tersebut bermula ketika kaum konservatif mengusulkan amendemen konstitusi untuk mengganti jabatan Presiden dengan Perdana Menteri seusai Revolusi Iran pada 1979.

Pada sisi lain, kaum reformis ingin mengurangi kekuasaan berlebih dari Pemimpin Tertinggi Iran.

Seorang aktivis reformis Mustafa Tazjada lantas mengusulkan untuk memisahkan posisi Pemimpin Tertinggi dan Presiden melalui sistem pemilu.

Lihat Juga :
Kenapa Helikopter Sekelas Presiden Iran Pakai Teknologi Usang?

Alhasil, Pemimpin Tertinggi berperan sebagai kepala negara dan agama tertinggi di Iran. Peran Pemimpin Tertinggi dalam sistem politik diatur menurut 'Velayat e Faqih' (Kepemimpinan Tertinggi).

Itu merupakan hasil pemikiran politis dari Ayatollah Mustafa Ahmad Khomeini dan mengadopsi syariat Islam untuk mengarahkan kehidupan masyarakatnya.

Secara garis besar, Pemimpin Tertinggi memiliki kewenangan untuk menunjuk pejabat tinggi birokrasi. Hal itu tertuang di dalam konstitusi Iran yang menyatakan bahwa Vali e Faqih berperan untuk mencegah berbagai penyimpangan dalam sistem negara.

Lihat Juga :
Apa yang Terjadi usai Jaksa Ajukan Surat Tangkap Netanyahu ke ICC?


Peran Presiden

Beda dengan Pemimpin Tertinggi, Presiden di Iran memiliki peran sebagai pengelola negara. Sosok tersebut juga berperan sebagai aktor politik yang dipilih langsung oleh rakyat.

Seorang presiden di Iran bisa terpilih dua kali dengan empat tahun masa jabatan.

Presiden Iran memiliki sejumlah kewenangan seperti meratifikasi anggaran, menunjuk wakil presiden dan menteri, serta mengurus hubungan dengan negara lain.

Kendati demikian, presiden tidak memiliki kuasa absolut terhadap angkatan bersenjata Iran dan kebijakan luar negeri. Oleh sebab itu, presiden berperan sebagai sosok kedua di pemerintahan setelah Pemimpin Tertinggi.

Seorang calon presiden Iran juga punya sejumlah kriteria yang harus dipenuhi. Seperti memiliki kemampuan administratif dan manajemen, seorang ulama yang punya pengaruh politik, serta harus mempunyai reputasi yang baik.

Oleh karena itu, alur birokrasi dan keputusan pemerintahan Iran tertinggi tetap berada di tangan sang Pemimpin Tertinggi Khamenei.

Khamenei pun baru-baru ini telah menetapkan hari berkabung nasional di Iran selama lima hari, sebagai momen untuk bisa mengenang mendiang Raisi.

(val/bac)

Previous article:prediksi 99

Next article:togel 3d 4d kode alam kupu kupu