totokimliong

totokimliong,erek erek pesta pernikahan,totokimliongJakarta, CNN Indonesia--

Presiden Amerika SerikatJoe Biden dikabarkan waswas dengan wacana bahwa Israelhendak memperluas konflik ke Lebanon.

Biden disebut mulai mengirim sejumlah pejabat untuk mencegah eskalasi konflik antara Israel dan kelompok militan Lebanon, Hizbullah.

Lihat Juga :
KILAS INTERNASIONALMbZ Ogah Bantu Israel sampai Hizbullah Balas Dendam ke Tel Aviv

Dilansir dari Washington Post, langkah Biden ini dilakukan setelah Israel baru-baru ini memberi sinyal ingin meluncurkan operasi militer skala besar di Lebanon. Operasi militer itu buntut baku tembak antara pasukan Zionis dan Hizbullah yang belakangan semakin tak terelakkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Video CNN]

Dalam beberapa percakapan pribadi, pemerintah AS sudah memperingatkan Israel bahwa eskalasi konflik di Lebanon cuma akan membuat Israel melemah karena pasukan yang terlalu tipis.

Beberapa pejabat AS menyebut pasukan Israel tak akan mampu menghadapi Lebanon karena angkatan udara Israel sudah terlalu banyak bekerja untuk agresi di Gaza.

Lihat Juga :
Profil Gabriel Attal, PM Termuda Prancis yang Blak-blakan Mengaku Gay

Para pilot lelah dan pesawat juga harus mendapatkan perawatan sebelum dikerahkan tempur lagi. Kondisi ini dinilai bisa membuat pasukan Israel menghadapi situasi yang lebih berbahaya ketimbang di Gaza.

Perjalanan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Timur Tengah belakangan ini pun disebut sebagai upaya AS mencegah perluasan konflik di kawasan, demikian menurut juru bicara Blinken, Matthew Miller.

"Tidak ada yang menginginkan konflik ini meluas ke luar Gaza, baik itu Israel, kawasan, maupun dunia," kata Miller.

Menurut beberapa pejabat AS, Hizbullah sendiri ingin menghindari konflik panas dengan Israel. Ini dipertegas lewat pidato pemimpin Hizbullah Hasan Nasrallah pada Jumat (5/1) bahwa ia kemungkinan terbuka untuk bernegosiasi mengenai demarkasi perbatasan dengan Israel.

Dalam beberapa pekan terakhir, bentrok antara pasukan Israel dengan Hizbullah di sepanjang perbatasan kedua negara semakin menjadi-jadi.

Saking intensnya, serangan Israel sampai sudah mencapai posisi Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF), pasukan yang didanai dan dilatih AS sejak 7 Oktober.

Pada 5 Desember, empat putaran tembakan tank Israel menewaskan seorang tentara LAF dan melukai tiga prajurit lainnya. Pada 8 Desember, tembakan artileri Israel yang mengandung fosfor putih menghantam fasilitas LAF, melukai seorang tentara LAF.

Kemudian pada 4 November, tembakan Israel terhadap posisi LAF di Sarda meninggalkan lubang besar dalam struktur LAF, demikian menurut laporan intelijen AS.

Padahal, AS memandang LAF sebagai pembela utama kedaulatan Lebanon dan penyeimbang atas pengaruh Hizbullah di negara itu.

Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih pun menegaskan bahwa Washington telah menyampaikan kepada Israel bahwa serangan terhadap LAF dan warga sipil Lebanon "benar-benar tidak dapat diterima."

AS khawatir bakal terlibat langsung jika konflik Israel-Lebanon benar-benar meluas. Bukan cuma itu, Washington juga was-was Iran dan beberapa proksi lain akan terseret dalam pusaran konflik karena dukungannya terhadap Hizbullah.

Lihat Juga :
ANALISISWajarkah Suatu Negara Beli Alutsista Bekas?

AS takut konflik kali ini akan melampaui pertumpahan darah saat perang Israel-Lebanon 2006 silam lantaran persenjataan jarak jauh dan presisi Hizbullah yang jauh lebih besar ketimbang Israel.

"Jumlah korban di Lebanon bisa berkisar antara 300 ribu hingga 500 ribu dan memerlukan evakuasi besar-besaran dari seluruh Israel utara," kata pakar Lebanon di Middle East Institute, Bilal Shab.

(blq/bac)

Previous article:rogslot

Next article:asian 4d togel