toto88slot rtp

toto88slot rtp,koraxtra,toto88slot rtpJakarta, CNN Indonesia--

Calon Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution mulai saling sindir dan serang dalam beberapa waktu belakangan. Keduanya tak lagi sungkan mengkritik lawannya di hadapan publik.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro menilai calon gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi tengah berusaha menciptakan keresahan bersama di balik sikap agresif dalam kampanye beberapa waktu belakangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, jika keresahan bersama itu sampai pada level terciptanya musuh bersama, Edy bakal mendapat insentif elektoral paling banyak.

"Edy berusaha menciptakan keresahan bersama, common sense, sampai pada level muncul common enemy, musuh bersama, yang itu bisa membuat energi kolektif masyarakat di Sumut akhirnya fokus melawan Bobby, jika sudah sampai level itu, yang dapat insentif elektoral paling banyak Pak Edy," kata Agung saat dihubungi, Senin (30/9) malam.

Ia mengatakan di level nasional, mulai ada titik temu soal ketidaksukaan terhadap Keluarga Presiden Jokowi. Edy dinilai berusaha menularkan hal itu ke daerah.

Lihat Juga :
Edy Rahmayadi Tak Gentar Lawan Bobby: PDIP Lebih Besar Dari Mulyono

"Ada ketidaksukaan pada Keluarga Solo, dan itu berusaha ditularkan ke level lokal agar bisa dirasakan semua, lebih banyak mudarat daripada manfaat jika Keluarga Solo berkuasa, pada level misal Sumatera Utara," ujarnya.

Sementara itu, sikap Bobby yang menyindir Edy dinilai karena ingin menunjukkan kepada pemilih rasional kinerja Edy selama menjadi Gubernur Sumatera Utara.

"Di saat yang sama, ia tak ingin elektabilitas tergerus gegara MulyonoEffect," kata Agung.

Di sisi lain, dalam kontestasi Pilgub Sumut, Agung ragu bakal ada cawe-cawe dari Istana.

Mertua Bobby, yakni Presiden Jokowi akan lengser pada Oktober ini. Agung tidak yakin presiden selanjutnya Prabowo Subianto bakal menggunakan instrumen kekuasaan untuk memenangkan Bobby.

"Bobby di belakang ada dua presiden, sementara Pak Edy, satu presiden, Bu Mega, cuma Bu Mega bukan presiden aktif, yang aktif kan Pak Prabowo yang punya fitur kekuasaan, tinggal kita lihat fitur-fitur itu dipakai atau tidak," kata Agung.

"Tapi kalau lihat tipe kepemimpinan rasa-rasanya beliau cenderung seorang Demokrat, lebih menitikberatkan mengalir, pertarungan antar figur, kualitas, supaya semua bertarung objektif," imbuh Agung.

Pilgub Sumut memang mulai memanas. Baik Edy dan Bobby telah saling mengkritik secara terbuka di hadapan publik. 

Edy sebelumnya menyinggung soal nama Mulyono yang diketahui sebagai nama kecil Presiden Jokowi sebelum diganti oleh orang tuanya.

Edy tak gentar melawan Bobby Nasution di Pilgub Sumut karena menurutnya PDIP lebih besar dari Mulyono.

"PDI Perjuangan lebih besar dari Mulyono, pastikan ini," kata Edy saat menghadiri acara salah satu organisasi sayap PDIP di Medan Sabtu (28/9) dikutip detikcom.

Beberapa waktu sebelumnya, Edy dan juga Bobby terlibat saling sindir.

Lihat Juga :
Bobby Nasution: Doakan yang Fitnah Kalah di Pilkada, Dapat Azab Dunia

Sindiran dilontarkan dalam rapat pleno terbuka pengundian dan penetapan nomor urut Pilgub 2024 yang dilakukan KPU Sumatera Utara, Senin (23/9) malam.

Bobby mengatakan masalah jalan rusak menjadi cerita klasik yang tak kunjung selesai dari masa ke masa.

"Kita tahu semua, Sumatera Utara ini provinsi yang luar biasa, provinsi terbesar di Pulau Sumatera dan kita sering dengar cerita, cerita klasik sekali, cerita klasik yang kalau kita jalan-jalan dari Aceh, jalan-jalan dari Sumatera Barat kalau kita naik mobil, kalau disopiri enggak usah, begitu tahu tujuan ke Sumut tahu kita kapan sampainya," kata Bobby.

Ia menyebut kondisi jalan di Aceh dan Sumatera Barat justru lebih baik dari jalan-jalan di Sumatera Utara. Menurutnya, kondisi jalan yang buruk jadi keluhan masyarakat.

Ia pun menyoroti anggaran besar yang sudah digelontorkan untuk perbaikan infrastruktur di Sumatera Utara. Pada tahun 2022, di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi, Pemprov Sumatera Utara menghabiskan Rp2,7 triliun hanya untuk proyek jalan.

"Saya sangat setuju kita dapat nomor urut 1 Pak Surya, dan Pak Edy-Pak Hasan dapat nomor urut 2 karena kita ingat Rp2,7 triliun. Infrastruktur memang perlu pembiayaan, infrastruktur perlu uang, Provinsi Sumut APBD-nya dibilang besar kali juga enggak," kata Bobby.

Sementara itu, Edy Rahmayadi membalas sentilan Bobby tersebut. Edy menuturkan jalan rusak yang disinggung Bobby bukan jalan provinsi, melainkan jalan nasional yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.

"Masalah infrastruktur. Infrastruktur yang disebut oleh Bobby itu di perbatasan-perbatasan, itu jalan nasional. Itu jalan jalannya Jokowi yang belum terselesaikan, Mulyono," ungkap Edy.

(yoa/isn)

Previous article:semar jitu togel

Next article:serigala 2d togel