mimpi ada angin puting beliung

mimpi ada angin puting beliung,paku erek erek,mimpi ada angin puting beliungYogyakarta, CNN Indonesia--

Seorang warga Negara Indonesia (WNI) mengungkap efek panasyang menggila terhadap jemaah haji selama rangkaian ibadah di Arab Saudi.

L. Hakim (36), salah satu WNI yang melaksanakan ibadah haji tahun ini, melihat dengan mata kepala sendiri para jemaah haji bertumbangan akibat suhu tinggi di sana.

Hakim adalah jamaah haji asal Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, yang berkesempatan menunaikan ibadah haji berkat kemitraan antara tempatnya bekerja dengan Pemerintahan Arab Saudi. Dia memang tidak tergabung dalam rombongan kloter jamaah Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hakim mengungkap suhu ekstrem yang menerjang Mekah dan sekitarnya membuat panas di sana menjadi bukan main dibandingkan dengan Indonesia. Suhu terukur antara 45 hingga 48 derajat Celsius.

Ia merasakan sendiri sengatan panas itu kala berjalan kaki menuju lokasi lempar jumrah yang berjarak sekitar satu kilometer dari tempatnya menginap di Mina.

Itu adalah momen jumrah pertama pada 10 Zulhijah saat dalam kondisi masih mengenakan kain ihram.

"Saya enggak berani kalau matahari itu langsung kena kepala, maka pakai payung. Lalu minum terus, nyemprotinair pakai semprotan itu ke wajah. Ada orang yang kelihatan sudah mulai [kepanasan] saya semprot juga," ungkap pria asli Pati, Jawa Tengah, itu.

Lihat Juga :
Mina Diguyur Hujan usai Panas Ekstrem, Jemaah Haji Lari Keluar Tenda

Atasannya sebelumnya sudah mewanti-wanti agar mempersiapkan segala sesuatunya dari rumah. Khususnya, perlengkapan untuk mendinginkan tubuh selama cuaca panas demi mencegah kelelahan hingga heat stroke.

Saat prosesi lontar jumrah ini, dia juga melihat banyak jemaah haji dari rombongan lain yang tak kuat menghadapi suhu tinggi ini. Sampai-sampai, ada yang menggedor-nggedor pintu tempatnya menginap untuk minta minum.

"Pas itu kan banyak jamaah desak-desakan yang lewat, itu gedor-gedor pintu minta minum, kan saking panasnya. Karena yang jamaahbiasa itu [jarak] tendanya bisa sampai 4 kilometer dari lokasi [lempar jumrah]," ungkapnya.

Hakim juga melihat empat sampai lima jamaah terkapar di tanah. Ada pula satu dari mereka yang sudah dalam posisi tubuhnya ditutupi kain. Kesaksiannya, jemaah tersebut sudah wafat.

"Di depan tempat saya nginapitu ada yang meninggal, tergeletak gitu ditutupi kain di pinggir jalan. Ya karena mungkin sudah sepuh juga. Ada yang pingsan juga didampingi istrinya, itu jemaah, mungkin baru mau berangkat atau sesudah lempar jumrah sekitar jam dua siang," sambung dia.

Melihat kondisi itu, dua jemaah haji lain kawan Hakim asal Malaysia sampai-sampai mengurungkan niat berjalan kaki untuk mencari Dam Haji. Mereka baru melangkah kurang dari 1 kilometer sebelum memantapkan diri kembali ke penginapan.

Pasalnya, otoritas setempat juga sudah mengeluarkan peringatan agar tak meninggalkan area hotel saat cuaca panas.

Pemandangan tak jauh beda dilihat Hakim sewaktu melaksanakan wukuf di Arafah. Ketika malam hari pun udara masih tetap saja terasa panas, sekalipun tanpa terik sinar matahari.

Dilanda hujan 15 menit di halaman berikutnya...

Sepenuturan Hakim, suhu panas sempat berkurang tatkala Mina diguyur hujan selama 15 menit.

"Ini sangat jarang terjadi, ada hujan alhamdulillah. Walaupun cuma 15 menit, tapi lumayan bisa menurunkan suhu udara," ucapnya.

Kata Hakim, hujan kemarin adalah satu-satunya yang ia saksikan sejak bermalam di Mina pada 16 Juni, bahkan sejak mendarat di Bandar Udara Internasional Raja Abdulaziz (BUIRA), Jeddah, pada 7 Juni, dan beraktivitas di Mekah sampai 15 Juni.

"Hujan biasanya turun di Bulan November," ungkapnya.

Lihat Juga :
Ahli Ungkap Penyebab Gelombang Panas Landa Jemaah Haji di Saudi

Hakim turut membagikan dua buah video berdurasi pendek, yang merekam orang-orang di atas beberapa gedung, termasuk para jemaah haji yang bersuka ria menyambut datangnya hujan. Sebagian terlihat mengangkat ponsel mereka dan mengabadikan momen ini.

Menurutnya, tak sedikit dari mereka yang kemudian nampak bersyukur dengan memanjatkan doa kepada Sang Pencipta.

"Itu orang-orang yang pada mau berangkat lempar jumrah, mereka terlihat senang sekali terus pada berdoa," bebernya.

Dengan rangkaian ibadah haji tersisa, yakni lontar jumrah terakhir Hakim berharap fisik serta mentalnya masih bisa menyesuaikan suhu tinggi di Arab Saudi. Dia berdoa pula supaya para jamaah dari seluruh dunia bisa menjadi haji mabrur.

[Gambas:Infografis CNN]

Sementara itu, Konsul Haji Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Nasrullah Jasam menyebut 138 jemaah haji asal Indonesia meninggal dunia selama berada di Arab Saudi.

"Faktor heat stroke(serangan panas) memang ada. Sampai saat ini heatstroke menjadi penyebab secara langsung tidak ada, tetapi menjadi penyebab antara ada," kata dia kepada CNNIndonesia.com, Senin (17/6).

Faktor utama pemicunya sebagian besar adalah karena penyakit bawaan, contohnya penyakit jantung iskemik, jantung hipovolemik, radang paru-paru, neoplasma, pneumonia, asma, gagal ginjal, tuberkulosis, hingga hipertensi paru.

Ia menyebut belum ada jemaah haji asal Indonesia yang tercatat meninggal karena heat strokeakibat cuaca panas. Namun, kata dia, serangan panas ini memengaruhi kondisi kesehatan para jemaah.

Lihat Juga :
Sri Mulyani Penuhi Undangan Raja Salman, Bahas Manajemen Haji

Tahun ini, musim haji di Arab Saudi dilanda panas ekstrem dengan suhu berkisar antara 45 sampai 48 derajat Celsius. Otoritas Saudi mengimbau jemaah untuk mematuhi pedoman kesehatan yang telah ditetapkan.

Kementerian Kesehatan Saudi juga menginstruksikan jemaah menggunakan alat penyiram air kecil guna mendinginkan wajah di suhu tinggi.

Petugas haji pun telah mengantisipasi panas ekstrem dengan memasang penyejuk udara yang memancarkan air ke berbagai titik. Para jemaah diharapkan tak akan kepanasan dan mendapat kesegaran melalui sistem tersebut

Previous article:erekerek20

Next article:erek pengemis