sdysgphk

  • 2024-10-09 01:12:13 Source:sdysgphk

    Browse(8)

sdysgphk,es lontar,sdysgphkMAGETAN, Jawa Pos Radar Madiun- Kasus penyakit tuberkolosis (TB) di Magetan cukup mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, jumlah penderitanya tahun lalu naik 100 persen dibandingkan 2021. Dari 447 kasus menjadi 874. Sekitar 200-an kasus di antaranya diderita oleh bayi dan anak-anak.

''Hampir 30 persennya,'' kata Agoes Yudi Purnomo, subkoordinator pencegahan dan pengendalian penyakit menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Magetan.

Menurut Agoes, kasus anak penderita TB cukup tinggi lantaran proses pendeteksiannya lambat. Gejalanya yang tidak khas kerap dianggap batuk biasa. Sehingga orang tua dari penderita memutuskan tidak membawa berobat ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat.

Kondisi tersebut memicu penularan kuman Mycobacterium Tuberculosis ke anak lainnya. Proses penularannya ketika batuk atau bersin. ''Imunitas anak lebih lemah dari orang dewasa,'' ujarnya.

Agoes menuturkan, pencegahan penularan TB diawali dari penderitanya. Ketika batuk atau bersin menutup mulut dan hidungnya dengan tisu. Kemudian tisu itu harus segera dibuang ke tempat sampah. ''Lalu, tidak sembarangan meludah karena dapat menjadi media penularan kuman,'' ucapnya.

Dia mengatakan, bayi wajib diberi imunisasi Bacillus Calmette–Guerin(BCG) guna mencegah TB. Walau tidak 100 persen, namun bisa terlindungi dari kemungkinan terkena meningitis TB yang notabene lebih berat. ''Menangkal berkembangnya kuman Mycobacterium Tuberculosis,'' ujarnya sembari menyebut keterlambatan pengobatan dan putus konsumsi obat menjadi penyebab TB sulit diatasi. (hyo/cor)

Previous article:buku mimpi 2d 55

Next article:skor qatar