pemain al nassr fc

pemain al nassr fc,setia toto,pemain al nassr fc

1. IPO GWAA merupakan emiten pakan udang dan ikan hias pertama di BEI
2. PBV IPO GWAA tercatat lebih dari satu, yang berarti sedikit lebih mahal
3. Tahun ini Indonesia menargetkan ekspor ikan hias mencapai lebih dari US$ 40 juta

Jakarta, CNBC Indonesia -Emiten di sektor barang konsumen primer akan kedatangan penghuni baru, PT Golden Westindo Artajaya Tbk (GWAA) akan melakukan Intial Public Offering (IPO) dan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Harga penawaran awal berkisar di Rp100-Rp120 per lembar saham. Penawaran umum akan berlangsung hingga 27 September hingga 1 Oktober 2024. Kemudian, penjatahan efek akan jatuh pada 1 Oktober 2024. Sementara pendistribusian saham akan dilaksanakan pada 2 Oktober 2024. Dan Perseroan akan listing pada 3 Oktober 2024.

Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 6,85 juta lot atau dana IPO yang diraih berkisar Rp68,57 miliar-Rp82,28 miliar. Market cap setara dengan Rp228,57 miliar-Rp274,28 miliar.

Baca:
Kinerja Saham Gang Bakrie vs Arsjad Sama-Sama Memble: Siapa Terburuk?

Penjamin emisi IPO GWAA adalah Shinhan Sekuritas Indonesia. IPO GWAA tercatat dalam papan pengembangan.

PT Golden Westindo Artajaya Tbk (GWAA) merupakan pemain pakan benih udang dan ikan hias pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Lalu bagaimana dengan kinerja perseroan dan prospek bisnis ke depan? Berikut rangkuman dan analisa IPO GWAA.

Penggunaan Dana IPO

a) 40,5% akan digunakan untuk belanja modal Perseroan yaitu Pembelian Lahan, Pembangunan, dan Pembelian Peralatan Artemia Hatching Facility dengan rincian sebagai berikut:
- 8,5% (akan digunakan untuk pembelian lahan yang berlokasi di Provinsi Jawa Timur dan Lampung, yang akan digunakan untuk Pembangunan Fasilitas Penetasan Artemia (untuk selanjutnya disebut "Pembelian Lahan Artemia Hatching Facility").
- 21,9% akan digunakan untuk Pembangunan Artemia Hatching Facility diatas lahan yang akan diakuisisi sebagaimana diterangkan pada poin pertama (untuk selanjutnya disebut "Pembangunan Artemia Hatching Facility").
- 10,1% digunakan untuk pembelian peralatan atas Artemia Hatching Facility sebagaimana diterangkan pada poin kedua.

b) 44,2% akan digunakan untuk modal kerja Perseroan antara lain namun tidak terbatas untuk pembelian barang dagang pakan ikan hias, pembelian bahan baku artemia dan biaya operasional.

c) 15,3% akan digunakan untuk investasi dalam bentuk penyertaan modal pada PT KGI yang selanjutnya akan digunakan untuk keperluan modal kerja PT KGI atas pabrik pakan beku ikan hias yang saat ini telah beroperasi, antara lain namun tidak terbatas untuk pembelian bahan baku (berupa bloodworm, tubifex, atau daphnia) dan biaya operasional. Setoran modal akan dilakukan segera setelah dana IPO diterima atau diperkirakan pada kuartal IV tahun 2024.


Bisnis

Namun kegiatan Perseroan yang saat ini telah benar-benar dijalankan adalah perdagangan pakan pembenihan udang dan ikan, pakan ikan hias, peralatan akuarium dan pakan beku ikan hias.

Perseroan membagi bisnisnya menjadi 2 (dua) divisi usaha atas kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perseroan dan Entitas Anak, yakni sebagai berikut:

Baca:
Peluang & Tantangan Bisnis di Era Baru Indonesia

Kinerja Keuangan

IPOGWAAFoto: IPOGWAA

Perseroan mencatatkan kenaikan kinerja. Tercatat laba bersih periode tahun berjalan Perseroan per 31 Maret 2024 melesat 59,4% menjadi Rp3,85 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,42 miliar.

Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per 31 Maret 2024 naik 21,32% menjadi Rp3,1 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,55 miliar.

Kenaikan laba bersih Perseroan didorong dari meningkatnya penjualan per 31 Maret 2024 sebesar 9,3% menjadi Rp25,06 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp22,93 miliar.

Margin Perseroan meningkat tipis per 31 Maret 2024 menjadi 35,14%, dibandingkan per 31 Maret 2023 sebesar 34,1%.

Melihat rincian pendapatan usaha Perseroan, kontribusi pendapatan Perseroan sebelum retur dan diskon penjualan, dimana 51% ditopang dari penjualan aqua culture dan 49% didorong dari aquatic.

Baca:
The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga, Harga Batu Bara Dunia Membara
IPOGWAAFoto: IPOGWAA

Rasio Keuangan

Harga IPO yang ditawarkan Perseroan berada di kisaran Rp100-Rp120 per lembar saham. Sementara jika dihitung harga wajarnya atau Book Value (BV), harga wajar IPO GWAA berkisar Rp68-Rp74 per lembar saham. Sehingga tercatat Price Book Value (PBV) Perseroan berada di angka 1,48-1,63 atau dapat dikatakan sudah melebihi harga wajarnya alias sedikit lebih mahal.

Namun, Perseroan memiliki margin yang cukup baik dengan Gross Profit Margin (GPM) 35,14%. Dari margin tersebut, Perseroan mampu mencatatkan Net Profit Margin (NPM) 15,37%.

Return On Equity (ROE) Perseroan tercatat 4,48%, angka ini belum cukup baik dengan standar ROE yang baik di bawah 8%. Sehingga dalam mengelola modal terhadap laba bersih belum cukup maksimal.

Begitu juga dengan Return On Asset (ROA) yang tercatat di bawah standar ROA baik di 5%. Sehingga dalam mengelola aset terhadap laba bersih belum cukup baik.

Namun, Debt to Equity Ratio (DER) Perseroan berada di angka yang cukup baik, jauh di bawah 100%. Hal ini menandakan total modal Perseroan jauh lebih besar dibandingkan total hutang, sehingga dalam membayar kewajiban terhadap modal sangat baik.

Dan secara likuiditas atau Current Ratio (CR), Perseroan memiliki CR di atas 100%. Hal ini berarti likuiditas Perseroan berada di angka yang cukup baik, sehingga dalam membayar kewajiban lancar terhadap aset lancar cukup baik.

Baca:
The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga, Harga Batu Bara Dunia Membara

Track Record Saham IPO Di bawah Shinhan Sekuritas Indonesia

Melihat track record pergerakan saham IPO di bawah penjamin emisi Shinhan Sekuritas Indonesia, saham-saham IPO tersebut bergerak beragam. Namun, jika melihat dari IPO papan pengembangan dominan bergerak positif. Hal ini tidak menutup kemungkinan IPO GWAA yang masuk dalam papan pengembangan akan meghijau di hari pertama listing.

Prospek Bisnis

Pada tahun 2023, ekspor ikan hias Indonesia mencapai US$ 39,06 juta, menempati posisi kedua setelah Jepang yang mencatat ekspor sebesar US$ 48,76 juta. Indonesia bertekad menjadi eksportir ikan hias nomor satu dunia pada 2025-2026, menyalip Jepang yang saat ini berada di peringkat pertama.

Tahun 2024, Indonesia menargetkan ekspor ikan hias mencapai lebih dari US$ 40 juta. Peningkatan ekspor ini ditempuh melalui berbagai upaya, termasuk menggelar pameran, menjaga ekosistem, dan menetapkan standar mutu ikan hias.


Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(saw/saw) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">

Previous article:starhub geforce now

Next article:buku mimpi 2d 69