mpo menara

  • 2024-10-08 05:45:20 Source:mpo menara

    Browse(82728)

mpo menara,luky365,mpo menara

Jakarta, CNBC Indonesia- Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung bervariasi pada perdagangan Senin (23/9/2024), di tengah sikap investor yang menilai keputusan kebijakan moneter dari bank sentral Jepang dan China pada Jumat lalu.

Pasar juga masih menimbang dampak dari pemangkasan suku bunga tajam oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu.

Per pukul 08:30 WIB, indeks Straits Times Singapura naik tipis 0,04% dan KOSPI Korea Selatan menguat 0,18%. Sedangkan Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,12%, Shanghai Composite China turun 0,11%, dan ASX 200 Australia melemah 0,65%.

Sementara untuk indeks Nikkei 225 Jepang pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur Hari Ekuinoks Musim Gugur.

Data yang dirilis pada Jumat lalu menunjukkan tingkat pengangguran muda di China naik selama dua bulan berturut-turut ke level tertinggi tahun ini, berdasarkan data dari Biro Statistik Nasional China (NBS), karena pasar tenaga kerja mendingin di tengah melemahnya ekonomi China.

Meskipun ada seruan untuk menurunkan suku bunga, tetapi bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) lebih memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan pada Jumat lalu. Suku bunga pinjaman untuk tenor satu tahun dan lima tahun ditahan masing-masing di level 3,35% dan 3,85%.

Baca:
Bukan Cuma Bank, Ini Saham yang Diborong Asing Setelah BI Rate Turun

Sementara itu dari Jepang, bank sentral (Bank of Japan/BoJ) pada Jumat lalu memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 0,25%. BoJ bersikap lebih hati-hati setelah kenaikan yang tiba-tiba pada pertemuan Juli lalu memicu gejolak pasar keuangan.

Dalam pernyataannya, BoJ menaikkan prospek belanja konsumen yang merupakan mesin utama pertumbuhan ekonomi. Bank sentral juga berkomitmen untuk terus memantau situasi pasar keuangan.

Selain itu, BoJ juga menegaskan kembali bahwa pihaknya melihat inflasi ada dalam jalur yang ditargetkan, sebuah indikasi bahwa bank sentral tetap berpeluang menaikkan suku bunga acuan di masa depan.

Sebelumnya pada pekan lalu, pasar global dikejutkan dengan langkah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75-5,0%.

Pemangkasan sebesar 50 bps lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang hanya 25 bps. Pemangkasan ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September 2023-Agustus 2024 atau lebih dari setahun.

The Fed dalam keterangannya menjelaskan pemangkasan suku bunga dilakukan karena meyakini inflasi AS sudah bergerak menuju target kisaran mereka di angka 2%. Namun, faktor utama dari pemangkasan sebesar 50 bps adalah tingkat pengangguran AS yang melambung.

"Mengingat kemajuan dalam inflasi dan keseimbangan risiko, Komite memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 bps," tulis The Fed dalam website resmi mereka.

Chairman The Fed, Jerome Powell dalam konferensi pers menjelaskan pemangkasan suku bunga 50 bps mencerminkan keyakinan The Fed jika kebijakan tersebut bisa membantu pasar tenaga kerja tetapi tetap membawa inflasi bergerak menuju 2% secara berkelanjutan.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd) Saksikan video di bawah ini:

Video: Ada Perang & Stimulus China, Rupiah Anjlok ke Rp15.600/USD

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Bursa Asia Dibuka Bervariasi, Investor Masih Wait and See

Previous article:1000 mimpi 39

Next article:tafsir mimpi 53