omutogel online login

omutogel online login,dolantogel slot login,omutogel online loginJakarta, CNN Indonesia--

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil membongkar misteri sejarah dua asteroidyang dekat dengan Bumi, Dimorphos dan Didymos.

Melansir Reuters, Rabu (31/7), hal itu terungkap dari gambar resolusi tinggi yang berhasil direkam pada jarak terdekatnya 2022 lalu.

Hal itu terjadi dalam misi pesawat luar angkasa NASA, DART, yang melakukan misi untuk menabrak asteroid Dimorphos  untuk uji perahanan planet yang penting pada 2022 itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu digunakan para peneliti untuk mendapatkan pengetahuan  tentang pembentukan apa yang disebut sistem asteroid biner - sebuah asteroid primer dengan bulan kecil sekunder yang mengorbitnya.

"Kedua asteroid tersebut merupakan kumpulan pecahan batuan yang terbentuk dari kehancuran dahsyat asteroid induknya," kata astronom dari Institut Nasional Astrofisika (INAF), Maurizio Pajola.

Pajola merupakan salah satu peneliti utama dari salah satu dari lima penelitian tentang asteroid yang diterbitkan di jurnal Nature Communications.

"Batu-batu besar ini tidak mungkin terbentuk akibat benturan pada permukaan Didymos dan Dimorphos itu sendiri, karena benturan tersebut akan menghancurkan benda-benda tersebut," imbuhnya.

Hal itu diungkap timnya berdasarkan analisis terhadap kawah dan perhitungan kekuatan permukaan Didymos. Pajola mengatakan berdasarkan kajiannya, kawah tersebut terbentuk sekitar 12,5 juta tahun yang lalu.

Kajian serupa menunjukkan Dimorphos terbentuk sekitar 300.000 tahun yang lalu. Didymos mungkin terbentuk di sabuk asteroid utama tata surya kita, antara planet Mars dan Jupiter, dan kemudian terlempar ke dalam tata surya.

Hal itu pun sejalan dengan pemeriksaan terhadap bongkahan batu terbesar di Didymos dan Dimorphos memberikan petunjuk tentang asal usul kedua asteroid tersebut.

Misi DART tabrak Didymos

Didymos, yang memiliki diameter sekitar 780 meter dan diklasifikasikan sebagai asteroid dekat Bumi. Sementara itu, Dimorphos lebarnya kira-kira 170 meter.

Keduanya merupakan asteroid 'puing-puing', yang terdiri dari potongan-potongan puing batuan yang menyatu karena pengaruh gravitasi.

"Permukaannya tertutup batu-batu besar. Yang terbesar di Dimorphos seukuran bus sekolah, sedangkan yang terbesar di Didymos sebesar lapangan sepak bola," kata ahli geologi planet dan geofisika dari Universitas Johns Hopkins, Olivier Barnouin.

Barnouin merupakan peneliti utama studi lain terkait asteroid tersebut.

"Ada retakan di permukaan dan batuan Dimorphos, sedangkan Didymos mungkin memiliki tanah berbutir lebih halus di ekuator, meskipun sulit untuk memastikannya dengan gambar yang kami miliki. Permukaan kedua asteroid tersebut lemah, jauh lebih lemah daripada yang pasir halus," ujar Barnouin.

Misi DART (Double Asteroid Redirection Test) yang dilakukan NASA melakukan misi pembuktian prinsip itu menunjukkan bahwa pesawat luar angkasa dapat menerapkan gaya kinetik untuk mengubah jalur benda langit yang mungkin bertabrakan dengan Bumi.

Didymos dan Dimorphos sebenarnya tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi.

Misi DART menghantam Dimorphos pada 26 September 2022, dengan kecepatan sekitar 22.530 kilometer per jam pada jarak sekitar 11 juta km dari Bumi. Tabrakan itu berhasil mengubah jalur Dimorphos, dan mengubah sedikit bentuknya.

[Gambas:Video CNN]

(Reuters/kid)