rajabola99 login

rajabola99 login,juara spin,rajabola99 loginJakarta, CNN Indonesia--

Ketua DPP PDIP Deddy Yevry Sitorus menganggap permintaan maaf Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak berarti jika hanya sekadar kata-kata.

Menurutnya, Jokowi selama ini terlalu sering tak konsisten antara ucapan dan sikap. Karena itu, menurut dia, sulit mempercayai ucapan Jokowi.

"Kalau cuma kata-kata saya kira tidak ada artinya. Sebab beliau sudah terlalu sering mengatakan utara tapi perginya ke selatan. Bilang tidak tetapi ternyata iya. Jadi susah memegang kata-kata Pak Jokowi," kata Deddy saat dihubungi, Jumat (2/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun menyoroti sejumlah aturan mulai dari RUU TNI, RUU Polri, RUU Dewan Pertimbangan Agung (DPA) atau Wantimpres, kenaikan uang kuliah tunggal (UKT), hingga konsesi tanah hingga 190 tahun.

"Silakan ditarik atau ditolak usulan menghidupkan kembali DPA, revisi UU TNI-Polri, aturan konsesi tanah 190 tahun yang menabrak UU. Batalkan itu TAPERA, kenaikan pajak dan biaya UKT," kata Dedi.

"Setop semua regulasi asal-asalan yang hanya akan jadi beban pemerintah berikutnya. Kalau itu semua tidak dilakukan, anggap saja Pak Jokowi sedang main sandiwara dan omon-omon doang," imbuhnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan permintaan maaf atas kesalahan yang ia lakukan selama menjabat sebagai presiden. Hal itu dia ungkap dalam acara zikir dan doa kebangsaan di Istana Merdeka. Jokowi mengatakan dirinya hanyalah seorang manusia dan tak luput dari kesalahan.

Lihat Juga :
Ketum MUI: Kalau Ada Presiden Beri Makan Rakyat, Itu Programnya Tuhan

"Dalam kesempatan yang baik ini, di hari pertama bulan kemerdekaan, bulan Agustus, dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Profesor K.H. Ma'ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/8).

(thr/tsa)

Previous article:king house toto

Next article:moisturizer dulu apa serum dulu