totojitu 2022

totojitu 2022,wbocash slot,totojitu 2022Jakarta, CNN Indonesia--

Meta menyampaikan permohonan maaf usai menghapus atau men-takedownunggahan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang menyatakan duka cita pada petinggi terkait pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh.

Juru bicara Meta menyebut pihaknya meminta maaf atas "kesalahan operasional", dan menambahkan bahwa konten tersebut telah dipulihkan dengan "label berita yang benar."

Raksasa media sosial Amerika Serikat ini menetapkan Hamas, gerakan Islam Palestina yang memerintah Gaza, sebagai "organisasi yang berbahaya" dan melarang konten yang memuji kelompok tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Datuk Seri Anwar memposting sebuah rekaman video panggilan teleponnya dengan seorang pejabat Hamas untuk menyampaikan belasungkawa atas kematian Haniyeh di Facebook dan Instagram pada 31 Juli. Dia juga mengunggah sebuah foto dari pertemuan terakhirnya dengan Haniyeh di Qatar pada Mei, bersama dengan pesan belasungkawa.

Penghapusan unggahan ini adalah insiden kedua yang dialami Meta dengan pemerintah Malaysia, yang menyebut hal ini sebagai penghapusan unggahan yang tidak adil, diskriminatif, dan merupakan penindasan terhadap kebebasan berbicara.

Mengutip The Straits Times, Menteri Komunikasi Malaysia dan anggota Kantor Perdana Menteri bertemu dengan perwakilan Meta pada 5 Agustus untuk mendapatkan penjelasan.

Pada Mei, Malaysia pernah mengajukan komplain kepada Meta atas penghapusan kontennya, termasuk liputan media lokal tentang pertemuan terakhir Anwar dengan Haniyeh.

Lihat Juga :
Kenapa Meta Takedown Foto Anwar Ibrahim dan Ismail Haniyeh di IG?

Belakangan setelah protes itu, materi-materi konten tersebut kemudian dipulihkan. Meta pada saat itu mengatakan pihaknya tidak sengaja menekan suara-suara di platform Facebook-nya dan tidak membatasi konten yang mendukung Palestina.

Malaysia yang mayoritas penduduknya Muslim serta pendukung setia perjuangan Palestina, telah memperingatkan bahwa tindakan tegas dapat diambil terhadap Meta dan perusahaan media sosial lainnya jika mereka memblokir konten pro-Palestina di platform mereka.

Anwar Ibrahim dan Malaysia sejak lama menunjukkan advokasinya atas perjuangan Palestina melawan Israel, termasuk organisasi yang memimpin di Gaza, Hamas.

Sebaliknya, Meta dan Mark Zuckerberg dituding sejak dahulu kala menunjukkan dukungan terhadap Israel, termasuk lewat kebijakan konten di media-media sosial di bawahnya, seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Threads.

(lom/dmi)

Previous article:kunang kunang masuk kamar

Next article:17421